Jumat, 30 Agustus 2013

Gerabah Desa Kasongan

Siapa yang tidak mengenal desa Kasongan, Bantul. Salah satu desa wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Ya, desa wisata Kasongan terkenal dengan produk gerabah yang dihasilkannya. Gerabah – gerabah hasil desa Kasongan tidak hanya dipasarkan di daerah Bantul saja melainkan sudah memasuki  lingkup Nasional bahkan Internasional. Gerabah yang dihasilkan sangatlah  bervariasi mulai dari keperluan rumah tangga kecil misalkan tungku untuk memasak didapur sampai dekorasi rumah mewah seperti guci dan vas bunga.
Seorang nenek sedang menjemur guci.
Sebelum dijemur guci diteliti terlebih dahulu untuk mendapatkan bentuk yang halus
Tidak sulit untuk menemukan desa kasongan, hal ini karena letaknya strategis yaitu berada di pinggir jalan raya Bantul. Ketika memasuki daerah ini temen – temen akan disambut dengan ribuan gallery – gallery penjual gerabah. Mulai dari yang kecil hingga yang besar. Untuk mencapai tempat ini temen – temen bisa naik bis kota dari terminal Giwangan mengambil jurusan Samas atau Srandakan.
Pengrajin gerabah yang sedang sibuk membuat gerabah
Pengrajin gerabah sedang membuat gerabah menggunakan adonan
Tapi aku lebih suka menyoroti tentang proses pembuatan grabah tersebut. Pensarankan teman – teman? Untuk proses pembuatan gerabah ini memerlukan proses yang bertahap dan membutuhkan waktu yang cukup panjang pula. Proses pertama adalah pembuatan adonan tanah liat yang akan dipakai untuk membuat gerabah. Ternyata adonan terdiri dari campuran semen dan 4 – 6 jenis tanah liat. Adonan ini dicampur dan digiling menggunakan mesin penggiling. Dan di kepak – kepak supaya bentuknya padat (solid). Hasil akhirnya berupa adonan bundar tanah liat yang nantinya akan di distribusikan keseluruh pengrajin gerabah.
Pembuat adonan mencampur adonan yang terbuat dari tanah liat dengan bantuan mesin
Seorang pembuat adonan membentuk bola kumpulan tanah liat hasil campuran mesin
Adonan yang sudah jadi di distribusikan ke pengrajin gerabah
Setelah memiliki adonan maka langsung dibentuk menjadi gerabah, kebanyakan yang aku temui pada saat pembetukan adalah membuat guci. Namun aku juga menjumpai pengrajin membentuk celengan lucu. Proses pembentukan ini sangat lah lama mulai dari membentuk dasaran setelah itu membentuk mulut dari guci. Setelah terbentuk sebuah guci kemudian diberikan motif. Baru setelah itu dilakukan penjemuran guci. Setelah dijemur kemudian guci dibakar. Agar menghemat bahan bakar yang masih menggunakan kayu maka tempat pembakaran dipenuhi dengan guci. Oleh sebab itu diperlukan skill penataan guci dalam ruang pembakaran supaya efektif dan efisien. Perlu diketahui tidak semua pengrajin memiliki tempat pembakaran sendiri. Setelah dibakar guci diberikan sentuhan finishing . yang kemudian bakal diekspor atau dipajang digaleri –galeri tadi. Itu tadi adalah sebagian hasil pengamatan dalam pembuatan guci. Untuk lengkapnya silahkan datang dan kunjungi saja desa wisata Kasongan. Pengrajin – pengrajin disini sangatlah ramah. Sekian.  
Dikarenakan menghemat biaya sebagian warga membakar gerabah menggunakan "damen".
Gerabah yang dibakar menggunakan teknik ini umumnya untuk perkakas dapur dengan harga murah.
Seperti : tungku, cobek, kuwali, dll

Guci - guci yang belum jadi. menunggu sentuhan finishing pada mulut guci




0 komentar: