Curug Lepo, Air terjun yang kedua dengan Cekungan Dangkal. |
Siang itu begitu panas, tepat pukul 10.00 dia selesai menunaikan
kewajibannya sebagai warga negara yang baik yaitu mencoblos di pemilu 2014. Setelah itu terbesit dipikirannya untuk
pergi mbolang ke curug lepo. Curug yang tempo hari ia lihat di internet. Berbekal
rute yang ia baca dari blog internet tersebut. Ia berangkat bersama temannya.
Curug Lepo adalah curug yang
berlokasi di daerah Dlingo, Bantul. Bisa dibilang lokasinya hampir berdekatan
dengan Kebun Buah Mangunan. Selama ia tancap gas motor, medan yang dilalui
berkelok – kelok akan tetapi jalannya halus dan mulus. Pemandangan yang luar
biasa terlihat di samping kanan kirinya. Ya, mengendarai motor di daerah
pegunungan selain udara sejuk, jalan sepi dan mulus juga bisa menikmati
pemandangan nan hijau.
Untuk mencapai curug ini
tergolong susah. Karena tidak ada papan petunjuk sama sekali. Adapun papan dari
warga terlihat hanya ketika mau sampai ke curug. Ini mungkin karena curug ini
masih menjadi wisata alternatif. Bukan wisata primadona seperti halnya kebun
buah Mangunan. Memang di daerah Bantul banyak ditemukan wisata alternatif
seperti Curug Pulosari, Curug Banyunibo, dll. Namun keramah – tamahan warga
Dlingo bisa menjadi penolong anda untuk mencari lokasi ini. 3 orang warga sudah
ia tanya untuk sampai ke tempat ini.
Di curug Lepo ini terlihat masih
dikelola mandiri oleh warga. Maklum belum jadi primadona. Mungkin kurang
memenuhi sebagai suatu objek wisata yang menarik. Terbesit dipikirannya kalau
pun curug ini dijadikan primadona mungkin tidak akan berhasil karena hanya
mengandalkan air terjun kecil saja. Ini berbeda dengan wisata gua pindul yang
ada di wonosari. Alternatif wisata yang berubah menjadi primadona karena
dikelola dengan baik. alam di curug lepo dan air terjunnya sudah menjadi bahan
utama. Tinggal dipoles dan diberi warna agar bisa menjadi primadona. Sambil
mengangguk – angguk dalam pemikirannya muncul proposisi indah. Bahwa sekarang
tempat yang kurang strategis bukan menjadi masalah untuk para wisatawan. Karena
ada sistem GPS, blog, Maps di google. Dll. Namun yang menjadi masalah apa yang
ia tawarkan dari wisata tersebut yang bakal dilirik oleh wisatawan.
Curug lepo, Air Terjun ketiga dengan cekungan lebih dangkal. |
Kurang lebih 100 meter dia
berjalan menuruni tangga yang terbuat dari tanah. Ia melihat air terjun pertama
yang sangat biasa sekali. Disitu air terjunnya sangat kecil. Dan airnya pun
dangkal. “Jangan – jangan ini nih curugnya, kok beda dengan yang difoto”
gumamnya. Kemudian ia tersadar masih ada tangga menurun. Dan ditelusurinya
tangga tersebut. Akhirnya air terjun yang seperti di foto pun kelihatan.
Sayangnya pada saat ia datang air sedang tidak berlimpah. Sehingga tampungan
air pun dangkal dan arus curug tidak begitu deras. Ia kemudian turun
dilihatinya air yang berwana hijau bening itu. Wajahnya yang panas terkena
polusi langsung dibasuh dengan air tersebut. Sejuk dan segar itulah yang ia
rasakan. Kemudian ia mengambil kamera dan mengambil beberapa foto.
Dinding di air terjun ketiga terukir dengan indanya secara natural |
Rasa penasarannya muncul kembali
ketika ada jalan yang menurun. Rupanya itu air terjun yang ketiga. Wow, hatinya
takjub melihat keidahan curug tersebut. Yang ketiga ini benar – benar luar
biasa indahnya. Memiliki arus air yang sama dengan sebelumnya, dan ketinggian
air terjun yang sama. Namun di sekitarnya terdapat beberapa bebatuan yang
terukir simetris oleh alam. Sangat indah mnurutnya. Bagaimana bisa alam
mengukir guritan batu itu secara simetris. Cekungan di air terjun ini memang
masih dangkal tapi air jernih membuat ini semakin dalam.
Penelusuran berlanjut, dibawah
air terjun itu ternyata masih ada air terjun lagi. Ya yang ini air terjunnya
ketinggiannya rendah tapi cekungan yang dihasilkan sangat dalam. Bahkan
dasarnya pun tak kelihatan. Begitulah 4 air terjun yang ada di curug lepo
tersebut. Suasana di pedesaan yang disekitarnya hanya sawah dan tetumbuhan
membuat tempat ini terlihat asri.perjalanan ku berakhir disini. Curug lepo
memang masih asri dan berpotensi hanya kurang dikelola lebih menarik lagi.
Semisal dibuat tempat outbond dkk. Mungkin menjadi daya tarik yang lebih untuk
masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar